Welcome to duniahaneen.blogspot.com...selamat datang di duniahaneen.blogspot.com

Terima Kasih, Istriku



Tak Akan Pernah Pudar Dari Rinduku – Istriku sayang, ini hari ke-113, setelah aku merapal ikrar di hadapan penghulu. Aku dan kamu, kemudian merenda hari dengan ragam canda dan tawa. Meningkahi lelah dan letih dengan senyum ceria. Meski terkadang, ada kerut kening yang sesekali hadir melengkapi lembaran hari kita.

Itu tak apa. Lantaran kita memang tengah memasuki dunia baru. Dunia yang sebelumnya tak pernah kita lalui. Kita, seperti sepasang pelaut yang melintasi selat baru. Sesekali harus melihat kompas untuk mengetahui arah. Sesekali harus saling bercerita tentang kecakapan dan kelemahan agar bisa salig melengkapi. Sesekali harus sigap dengan gulungan ombak. Sesekali harus bahu membahu untuk menggulung atau mengembangkan layar.

Ada banyak kebahagiaan mengarungi hidup bersamamu. Dan aku tak mampu menghitungnya. Misalnya, aku paling suka, saat kau membangunkanku dari tidur sembari berkata, “Selamat pagi Cinta… aku sudah siap menjadi makmum dari sholat Shubuhmu,” aku pasti tersenyum mendengarnya. Tahukah kau sayang? Saat seperti itu, aku tak ingin detik beranjak pergi. Aku ingin di satu titik saja, bersamamu. Membekukan ruang dan waktu.
Hari ini sayang, Entah bagaimana caranya aku mengungkapkan rasa terima kasih dan bahagia padamu. Aku juga bersyukur karena Allah telah memberikan kesempatan bagiku untuk hidup bersamamu. Menganugerahiku pendamping hidup seperti kamu. Aku selalu meyakini, inilah jawaban dari doa-doaku sejak mula.
Istriku, hal yang paling aku suka darimu juga, saat terkadang, dari luar pintu tiba-tiba kau muncul dan berkata “Duhai kesayangan, saatnya makan pagi.” Allah ya Rob… bukan hanya bongkahan haru yang menyelimutiku, tapi entah apa namanya. Yang aku tahu. Aku sangat bahagia. Itu saja.
Kau memang lebih sering memanggilku dengan pagggilan yang unik; “Bebeb kece”, “Ayang mbeb” atau sesekali kau memanggilku dengan “Duhai lelaki yang lembut hatinya”, dan beberapa lainnya. Tetapi aku suka. Sangat suka.
Saat di tempat kerja misalnya, terkadang aku dibuat sumringah dengan pesanmu memanggilku dalam untaian pesan sarat makna. Begitulah caramu membuat kejutan-kejutan kecil yang membuatku semakin lesap dalam cinta. Engkau memang selalu bisa membuatku tersenyum, dan terlepas dari rasa letih.
Kau tersenyum saat aku selesai sholat
“Begitu kan lebih baik,” katamu mengerling. Aku Cuma memajukan bibir bawah persis anak TK. Entahlah, di hadapanmu, aku selalu ingin menjadi anak kecil yang kau manja.
“Eh, akhirnya aku mengerti kenapa Tuhan memerintahkan sholat 5 waktu,” ucapmu. “Kenapa?” tanyaku penasaran. aku lupa bahwa sedang ngambek padamu.
“Karena laki-laki yang selesai sholat itu akan terlihat 100 kali lebih tampan dari sebelumnya,” matamu membesar menatapku. Senyummu. Ah, itu yang membuatku tak pernah bisa untuk menghindar. Aku tergelak. Mengulurkan tangan untuk mencubit lenganmu. Kau berlari menghindar sambil bilang “Tak kena.”
Kau tidak hanya membuatku bahagia, tapi senantiasa mengingatkanku untuk senantiasa tetap menomorsatukan Allah. Maka dengan apa aku harus berterima kasih, istriku? terbuat dari apakah hatimu sayang?
Dua hari yang lalu, selepas sholat shubuh, kau bertanya. “Apa yang harus aku perbaiki dari diriku duhai cinta, agar aku bisa menjadi istri yang lebih baik.” aku menatapmu lekat-lekat. Mata indah itu, begitu serius menunggu jawaban. Perlahan aku menggenggam tanganmu. menariknya. meletakkannya persis di depan hidungku.
Dengarkan aku baik-baik sayang, tak ada yang harus kau ubah. tak ada yang harus kau perbaiki. Tak ada yang harus kau sempurnakan. Tetaplah menjadi istriku seperti sekarang ini. Tetaplah menjadi pendampingku yang sholehah. Tetaplah berbahagia dengan cara kita. Menikmati hidup dengan sederhana.”
Aku, suamimu ini, sudah sangat bahagia memilikimu.
Marilah kita merawat perasaan ini bersama-sama. Sebab kita sebenarnya adalah satu hati yang berada dalam dua tubuh. Kita adalah satu cinta yang bersemayam dalam dua raga. Aku tak akan pernah lengkap tanpamu. Begitu juga sebaliknya.



Untukmu istriku yang telah ku pilih menjadi pendamping hidupku.,
Yang setia menemani di setiap susah dan senangku.,
Aku berterima kasih padamu.,
Atas ketulusanmu mencintaiku.,
Atas pengorbananmu yang telah melahirkan anak-anakku.,

Aku yang tak pernah bisa memberimu segalanya.,
Namun kau tak pernah mengeluh atas itu semua.,
Kau tetap mendampingiku.,
Kau tetap setia disisiku.,
Kau tetap sabar dalam segala keadaan.,
Kau memberi semangat dan kekuatan untukku.,

Kau anugerah terindah yang Allah berikan untukku.,
Menjadi ImamMu itulah keinginanku.,
Dan kini kau menjadi istriku.,
Yang harus kupenuhi semua kewajibanku.,
Aku tak pernah punya segalanya.,
Namun kau ikhlas menerimaku seadanya.,

Saat cobaan membuatku jatuh.,
Kau memberiku semangat untuk tetap maju.,
Tak pernah sedikitpun ku mendengar keluhmu.,
Yang selalu ku lihat kau tetap tersenyum walau lelah dan keringat di tubuhmu.,

Kau tak pernah mengeluh.,
Tapi ku tetap ingin membuatmu bahagia.,
Seperti aku yang begitu bahagia menjadi ImamMu.,
Terima kasih untukmu istriku.,
Atas pengabdianmu yang selalu setia mendampingiku.,
Tiada harta terindah yang ku miliki di dunia ini.,
Hanya kau yang menjadi perhiasan berharga yang ku miliki selama hidupku.,
Aku mencintaimu.,

0 komentar:

Posting Komentar

Thank you for Visiting duniahaneen.blogspot.com...Terima kasih sudah berkunjung di duniahaneen.blogspot.com
Diberdayakan oleh Blogger.