Welcome to duniahaneen.blogspot.com...selamat datang di duniahaneen.blogspot.com

Kisah Abu Bakar Radhiallahu anhu


Nama
Nama beliau -menurut pendapat yang shahih- adalah Abdullah bin ‘Utsman bin ‘Amir bin ‘Amr bin Ka’ab bin Sa’ad bin Taiym bin Murrah bin Ka’ab bin Lu’ay Al Qurasyi At Taimi.
Kun-yah
Beliau memiliki kun-yah: Abu Bakar

Iman kepada Allah





Iman kepada Allah mengandung empat unsur (Syarah Ushul Iman, hlm. 13–22):
Pertama: Mengimani Wujud Allah ta’ala.
Wujud Allah telah dibuktikan oleh fitrah manusia, akal manusia, syariat, dan indra manusia.
·  Bukti fitrah tentang wujud Allah.
Secara fitrah, manusia telah mengakui adanya pencipta, pengatur, dan pemilik alam semesta ini. Tidak ada orang yang mengingkari hal ini selain orang ateis yang sombong. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Semua bayi dilahirkan dalam keadaan fitrah (Islam). Ibu-bapaknyalah yang menjadikannya Yahudi, Nasrani, atau Majusi.” (HR. Al-Bukhari, no. 1292)

Taqdir, apa itu??



 
Definisi Al-Qadar (Takdir Allah) Dan Al-Qadha’ (Ketetapan-Nya)

Secara bahasa, al-qadar berarti akhir dan batas dari sesuatu, maka pengertian “menakdirkan sesuatu” adalah mengetahui kadar dan batasannya.

Definisi Tauhid




Tauhid secara bahasa arab merupakan bentuk masdar dari fi’il wahhada-yuwahhidu (dengan huruf ha di tasydid), yang artinya menjadikan sesuatu satu saja. Syaikh Muhammad bin Shalih Al Utsaimin berkata: “Makna ini tidak tepat kecuali diikuti dengan penafian. Yaitu menafikan segala sesuatu selain sesuatu yang kita jadikan satu saja, kemudian baru menetapkannya” (Syarh Tsalatsatil Ushul, 39).
Secara istilah syar’i, makna tauhid adalah menjadikan Allah sebagai satu-satunya sesembahan yang benar dengan segala kekhususannya (Syarh Tsalatsatil Ushul, 39). Dari makna ini sesungguhnya dapat dipahami bahwa banyak hal yang dijadikan sesembahan oleh manusia, bisa jadi berupa Malaikat, para Nabi, orang-orang shalih atau bahkan makhluk Allah yang lain, namun seorang yang bertauhid hanya menjadikan Allah sebagai satu-satunya sesembahan saja.

Terima Kasih, Istriku



Tak Akan Pernah Pudar Dari Rinduku – Istriku sayang, ini hari ke-113, setelah aku merapal ikrar di hadapan penghulu. Aku dan kamu, kemudian merenda hari dengan ragam canda dan tawa. Meningkahi lelah dan letih dengan senyum ceria. Meski terkadang, ada kerut kening yang sesekali hadir melengkapi lembaran hari kita.

Itu tak apa. Lantaran kita memang tengah memasuki dunia baru. Dunia yang sebelumnya tak pernah kita lalui. Kita, seperti sepasang pelaut yang melintasi selat baru. Sesekali harus melihat kompas untuk mengetahui arah. Sesekali harus saling bercerita tentang kecakapan dan kelemahan agar bisa salig melengkapi. Sesekali harus sigap dengan gulungan ombak. Sesekali harus bahu membahu untuk menggulung atau mengembangkan layar.
Thank you for Visiting duniahaneen.blogspot.com...Terima kasih sudah berkunjung di duniahaneen.blogspot.com
Diberdayakan oleh Blogger.